Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
a. Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang
melakukan pendekatan untuk menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk
membantu pihak tertentu dalam menangani permasalahan dengan menggunakan data
dan model. Pengambilan keputusan merupakan hasil suatu proses pemilihan dari
berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih dengan mekanisme tertentu,
dengan tujuan untuk menghasilkan keputusan yang terbaik (Nurjannah dkk, 2015).
Konsep
Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diungkapkan pada tahun 1970-an oleh
Michael S.Cott Morton dengan istilah Management Decision System. Sistem
tersebut adalah sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstuktur. Pada dasarnya sistem
pendukung keputusan adalah sistem yang tidak bisa dipisahkan dari teknologi
komputer hampir mustahil ketika sistem pendukung keputusan tidak melibatkan
teknologi didalam proses pengambil keputusannya yaitu komputer, secara umum
sistem pendukung keputusan berfungsi untuk membantu dalam pengambilan keputusan
secara efektif dimana nantinya permasalahan yang dihadapi dapat dengan cepat
mendapat solusinya. Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan hampir sama dengan sistem
informasi manajemen tradisional karena keduanya sama-sama tergantung pada
basisdata sebagai sumber data dimana DSS
menekankan pada fungsi pendukung pembuatan keputusan diseluruh tahap tahapnya,
walaupun keputusan aktual masih tetap wewenang eksekutif sebagai pembuat
keputusan (Arfyanti dan Purwanto, 2012).
b. Tujuan
Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan
dari sistem pendukung keputusan (Arfyanti dan Purwanto, 2012):
1) Membantu
manajer dalam mengambil keputusan atas masalah semi terstuktur.
2) Memberikan
dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan
manajer.
Untuk
menghasilkan keputusan yang baik di dalam sistem pendukung keputusan, perlu
didukung oleh informasi dan fakta-fakta yang berkualitas antara lain (Eniyati,
2011) :
1) Aksebilitas
Atribut
ini berkaitan dengan kemudahan mendapatkan informasi, informasi akan lebih
berarti bagi si pemakai kalau informasi tersebut mudah didapat, karena akan
berkaitan dengan aktifitas dari nilai informasinya.
2) Kelengkapan
Atribut
ini berkaitan dengan kelengkapanisi informasi, dalam hal ini isi tidak
menyangkut hanya volume tetapi juga
kesesuaian dengan harapan si pemakai sehingga sering kali kelengkapan ini sulit
diukur secara kuantitatif.
3) Ketelitian
Atribut
ini berkaitan dangan tingkat kesalahan yang mungkin di dalam pelaksanaan
pengolahan data dalam jumlah (volume)
besar. Dua tipe kesalahan yang sering terjadi yaitu berkaitan dengan
perhitungan.
4) Ketepatan
Atribut
ini berkaitan dengan kesesuaian antara informasi yang dihasilkan dengan
kebutuhan pemakai. Sama halnya dengan kelengkapan, ketepatan pun sangat sulit
diukur secara kuantitatif.
5) Ketepatan
Waktu
Kualitas
informasi juga sangat ditentukan oleh kektepatan waktu penyampaian dan
aktualisasinya. Misal informasi yang berkaitan dengan perencanaan harian akan
sangat berguna kalau disampaikan setiap dua hari sekali.
6) Kejelasan
Atribut
ini berkaitan dengan bentuk atau format penyampaian informasi. Bagi seorang
pimpinan, informasi yang disajikan dalam bentuk grafik, histogram, atau gambar
biasanya akan lebih berarti dibandingkan dengan informasi dalam bentuk kata-kata
yang panjang.
7) Fleksibilitas
Atribut
ini berkaitan dengan tingkat adaptasi dari informasi yang dihasilkan terhadap
kebutuhan berbagai keputusan yang akan diambil dan terhadap sekelompok
pengambil keputusan yang berbeda.
c. Tahapan
Pengambilan keputusan
Untuk
menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui
dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melalui beberapa
tahap berikut (Eniyati, 2011):
1) Tahap
Penelusuran (intelligence)
Tahap
ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga kita bisa
mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya dilakukan analisis dari sistem
ke subsistem pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen
pernyataan masalah.
2) Tahap
Desain
Dalam
tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengambangkan dan menganalisis semua pemecahan
yang mungkin yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata
masalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi.
3)
Tahap Choice
Dalam
tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang
dibuat pada tahap desain yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen
solusi dan rencana implementasinya.
4)
Tahap Implementasi
Pengambil
keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice.
Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi,
sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk
diatasi. Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.
d. Komponen
Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem
pendukung keputusan terdiri dari 3 komponen utama atau subsistem yaitu
(Eniyati, 2011):
1) Subsistem
Data (Database)
Subsistem
data merupakan komponen sistem pendukung keputusan penyedia data bagi sistem.
Data dimaksud disimpan dalam suatu pangkalan data (database) yang
diorganisasikan suatu sistem yang disebut sistem manajemen pengkalan data (Data
Base Manajemen System/DBMS).
2) Subsistem
Model (Model Subsistem)
3)
Subsistem Dialog (User
Sistem Interface)
Keunikan
lainnya dari sistem pendukung keputusan adalah adanya fasilitas yang mampu
mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Fasilitas
yang dimiliki oleh subsistem ini dapat dibagi atas 3 komponen yaitu:
a) Bahasa
aksi (Action Language)
yaitu
suatu perangkat lunak yang dapat digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan
sistem. Komunikasi ini dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard,
joystick dan key function.
b)
Bahasa Tampilan (Display
atau Presentation Language)
yaitu
suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.
c)
Basis Pengetahuan (Knowledge
Base)
yaitu
bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sistem yang dirancang dapat
berfungsi secara efektif.
Gambar 2.4
Sumber: Eniyati
(2011)